Kamis, 27 Agustus 2015

Pengukuran Daya Bolak Balik

I. Pengukuran daya bolak-balik 1 fasa
a.     Pengukuran dengan wattmeter 1 fasa

Pada pengukuran daya bolak-balik 1 fasa, bila besaran yang diukur lebih besar dari batas alat ukur, dapat dilakukan dengan pertolongan trafo arus dan trafo tegangan. Rangkaian pengukurannya adalah:

Hubungan wattmeter 1 fasa dengan CT dan PT

b.    Pengukuran metode 3 voltmeter

Asumsi: voltmeter ideal dan R tahanan murni
Diagram vektor:



c.     Pengukuran metode 3 amperemeter

Asumsi: amperemeter ideal dan R tahanan murni

Diagram vektor:




II. Pengukuran daya bolak-balik 3 fasa
a.   Pengukuran dengan 1 wattmeter 3 fasa
Pada sistem ini, daya 3 fasa langsung dibaca pada wattmeternya.
b.   Pengukuran dengan voltmeter, amperemeter, dan cos F meter
Pengukuran ini hanya dapat dilakukan khusus untuk daya yang seimbang saja, karena pada dasarnya sistem pengukuran daya 1 fasa.
c.   Pengukuran dengan 3 wattmeter 1 fasa.
P3F = P1 + P2 + P3

d.    Pengukuran dengan 2 wattmeter 1 fasa (metode ARON)
Hubung Y

Daya yang diukur oleh masing-masing wattmeter:
P1=i1(v1-v3)
P2=i2(v2-v3)
P1+P2=v1i1+v2i2-v3(i1+i2)
HukumKirchoff untuk arus i1+i2+i3=0
P1+P2=v1i1+v2i2+v3i3=P3F

Hubung Delta

Daya yang diukur oleh masing-masing wattmeter:
          P1=-v3(i1-i3)
          P2=v2(i2-i1)
          P1+P2=-v3(i1-i3)+v2(i2-i1)
          P1+P2=v3i3+v2i2-i1(v2+v3)

Berdasarkan hukum Kirchoff untuk tegangan:
v1+v2+v3=0
          v1=-(v2+v3)


P3F=P1+P2=v1i1+v2i2+v3i3

1 komentar: